Prestasi PD Pasar Manado ‘dilirik’ BANGGAR DPRD Kota Ternate

Manado – Prestasi yang terus ditunjukan PD Pasar Manado kini mulai dilirik daerah lain untuk dijadikan acuan dalam menopang Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Setelah beberapa waktu lalu dikunjungi oleh DPRD Minahasa, Kamis (24/6) PD Pasar Manado kedatangan tamu dari Badan Anggaran (BANGGAR) DPRD Kota Ternate yang dipimpin langsung oleh Wakil Ketua DPRD, H. Djadid Ali S.H.

Pada pertemuan ini, Djadid Ali menyampaikan maksud dari kunjungan ini adalah untuk saling bertukar pikiran dengan PD Pasar Manado terkait dengan pengelolaan retribusi pasar yang nantinya menopang PAD.

Djadid menjelaskan bahwa di Kota Ternate, pengelolaan pasar masih dibawa kendali Disperindag, belum dikelola manajemen profesional seperti Perusahaan Daerah.

“Dulu memang (dikelola) dinas tersendiri, yaitu Dinas Pasar. Setelah lahirnya peraturan baru, kemudian diakumulasi menjadi Disperindag dan didalamnya termasuk bidang pasar” ucap Djadid.

Lanjut dikatakannya, sewaktu dikelola dinas pasar, pendapatan dari retribusi pasar sangat besar dan turut memberikan kontribusi yang besar bagi PAD. Tapi ketika pasar semakin bertambah, justru PADnya anjlok.

“Untuk itu kami coba sharing dengan PD Pasar Manado, kalau Perusahaan Daerah itu bagaimana cara penggelolannya, khususnya retribusi, dan kami berharap bisa dapat masukan terkait hal ini” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Dirut PD Pasar Kota Manado dr. Roland Roeroe mengatakan bahwa tentunya sistem yang dikelola oleh Dinas (ASN) akan sangat berbeda dengan sistem pengelolaan dari perusahaan. Kultur yang terbentuk mulai dari cara bepikir, cara kerja ASN itu pasti berbeda dengan yang ada perusahaan swasta.

“Jadi untuk pengelolaan PD Pasar yang baik, sebaiknya PD Pasar itu harus diarahkan ke arah profesionalitas yang tinggi, yang harus sederajat dan sebanding dengan pengelolaan perusahaan swasta, karena kita akan berlomba-lomba dengan perusahaan swasta, karena tidak ada aturan di negara ini yang mengatur bahwa swasta tidak boleh pegang pasar dan harus pemerintah, itu tidak ada.” terang Roeroe.

“Kalau kita terlalu jauh ketinggalan dengan perusahaan swasta lama kelamaan di negara ini akan leading sektor-sektor swasta untuk memimpin pasar. Sekarang kita bisa lihat mall, retail sudah ada dimana-mana termasuk dengan pasar-pasar modern dan ini salahsatu bentuk penetrasi swasta untuk mengganggu hegemoni pengelolaan pasar yang selama ini sudah berjalan baik di negara ini,” pungkas Roeroe, didampingi Direktur Pengembangan Jefry Salilo dan Ketua Dewan Pengawas Novie Lumowa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *